Beranda | Artikel
Mendidik Remaja untuk Tangguh dalam Ikhtiar
1 hari lalu

Mendidik Remaja untuk Tangguh dalam Ikhtiar merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 9 Syawwal 1446 H / 8 April 2025 M.

Kajian Tentang Mendidik Remaja untuk Tangguh dalam Ikhtiar

Anak-anak remaja ini harus bisa menghargai proses. Dan mereka bisa menikmati perjalanan atau usaha yang mereka lakukan itu, bahwa sukses tidaknya bukan tergantung kepada hasil, akan tetapi kepada proses yang dilakukan. Dan ini untuk keistiqomahan dan keteguhan atau ketegaran dalam menjalani qadha dan qadar Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mereka juga harus diajari bahwa tawakkal itu bukan menyerahkan kepada ketentuan takdir semata, tetapi juga harus berusaha. Sehingga bisa menerima apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan atas mereka. Hal ini perlu, karena mereka harus belajar hidup. Bahwa hidup itu ada kalanya berhasil dan ada kalanya gagal. Ada masanya menang dan ada masanya kalah.

Nabi saja Allah Subhanahu wa Ta’ala beri ujian dengan kedua hal tersebut, kemenangan dan juga kekalahan, kesedihan, serta kegagalan.

Betapa banyaknya Nabi yang diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, hingga ada Nabi yang tidak memiliki pengikut. Ada Nabi yang diuji dengan keluarganya.

Ini berarti bahwa demikianlah tantangan yang akan mereka hadapi dalam hidup dan merupakan proses yang harus dijalani. Maka sering-seringlah kita membacakan kisah-kisah para Nabi dan Rasul yang banyak Allah Subhanahu wa Ta’ala ceritakan di dalam Al-Qur’an.

Mislnya kisah Nabi Yusuf ’Alaihis Salam, banyak sekali faedah yang bisa kita petik. Bagaimana Nabi Yusuf menjalani proses hingga akhirnya beliau mencapai apa yang menjadi tujuannya dengan waktu yang panjang dan lama, harus jatuh dan bangun.

Lihat juga: Kisah Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam

Itulah hidup dan begitulah para Nabi dan Rasul menjalani ujian kehidupan. Apalagi kita yang bukan siapa-siapa? Maka anak remaja harus diajari untuk bisa menghargai dan menikmati proses itu. Sehingga mereka tidak mudah mengeluh, menyerah, dan putus asa.

Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam memberikan motivasi,

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

”Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah.” (HR. Muslim)

Janganlah melemah, artinya jangan mudah putus asa dan mudah menyerah. Begitulah Nabi memberikan kata-kata motivasi kepada umatnya bahwa itulah yang harus kita lakukan untuk masuk surga saja, kita akan diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam kehidupan untuk meraih tujuan itu.

Maka berikan motivasi kepada mereka untuk selalu berusaha dan berproses. Serta menikmati usaha tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak hanya melihat pada hasil dan prestasi. Jika demikian, maka pasti ada Nabi yang gagal dan tidak mampu memberi hidayah kepada satu orang pun.

Ada Nabi yang hanya mampu memberi hidayah kepada satu sampai dua orang saja. Mereka bukanlah Nabi yang gagal, akan tetapi mereka telah melakukan prosesnya. Dan itu merupakan kesuksesannya. Mereka adalah Nabi-Nabi yang sukses walaupun ada yang tidak mempunyai pengikut, bahkan mungkin bisa kita katakan bahwa pengikutnya hanya satu hingga dua orang.

Para Nabi tersebut telah menjalani prosesnya dalam berdakwah, menyampaikan kebenaran, walaupun hasil akhirnya bukan di tangan manusia melainkan tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal-hal seperti ini harus kita sampaikan kepada anak-anak kita karena mereka akan menjalani kehidupan yang tidak selalu mulus dan sesuai dengan yang dia inginkan dan rencanakan.

Maka dari itu, ajak mereka untuk membuat target positif yang sesuai dengan kemampuan mereka. Dan jangan memasang target yang muluk-muluk, yang itu sebenarnya hanyalah untuk memuaskan ambisi orang tua dan mengejar prestige orang tua.             

Semua orang tua tentunya ingin anaknya menjadi kebanggaan. Akan tetapi di sini, orang tua juga jangan terlalu egois. Dia juga harus melihat kemampuan anak, sudah berapa banyak usaha yang mereka lakukan untuk mengasah atau menemukan kemampuan-kemampuan mereka itu. Atau selama ini orang tua tidak peduli dengan hal tersebut? Hanya peduli dengan memasang target dan memaksa anak-anak tersebut untuk menjadi seperti orang lain yang orang tua inginkan, serta menutup mata dari kondisi sang anak.

Hal ini tentu sangat tidak adil. Sang anak tentu akan merasa terbebani jika seperti itu caranya. Maka orang tua perlu untuk melihat kemampuan anak, mengeksplor bakat dan kemampuan mereka. Lalu tidak membebani mereka melebihi kemampuan mereka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ

”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah[2]: 286)

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55041-mendidik-remaja-untuk-tangguh-dalam-ikhtiar/